Disadari atau tidak teknologi yang bisa kita nikmati saat ini tidak luput dari penemua-penemuan pelopor pada jaman terdahulu. Alat phonograph yang ditemukan oleh Thomas Edison pada tahun 1877, merupakan ujung tombak dimana suara sudah biasa direkam kedalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh material yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara kedalam suatu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran secara mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph.
Pada tahun 1887, Emile Berliner, mengembangkan phonograph menjadi Gramophone. Dengan bentuk yang tidak begitu berubah, hanya system rekam yang pada terdahulunya secara vertikal, pada saat itu dirubah menjadi Horizontal, yang membuat kedalaman alur silinder menjadi lebih konstan. Sehingga bentuknya menjadi seperti CD yaitu flat, tidak lagi silinder dan dinamakan gramophone record / phonograph record.
Lonjakan besar terjadi pada tahun 1924. Dengan Victor Orthophonic phonoautograph, peningkatan kualitas dari proses rekaman yang sudah menggunakan tenaga listrik serta perubahan pada corong yang menghasilkan respon frekuensi yang flat.
Magnetic recording diperkenalkan oleh Valdemar Poulsen dengan menggunakan telegraphone pada tahun 1898. Dengan menggunakan kekuatan magnet, media yang bergerak secara konstan dengan kecepatan yang konstan pula melewati “head” perekam. Sinyal elektrik, yang secara analog menjadi suara yang ingin direkam, melewati head tadi dan menghasilkan pola magnet yang serupa dengan sinyal yang menghasilkan suara yang lebih baik dari teknologi sebelumnya.
Tape recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal 1932, dimana British Broadcasting Corporation kali pertama menggunakan tape recorder untuk siaran. Perangkat yang digunakan adalah Marconi-Stille recorder. Mesin tape raksasa yang menggunakan pisau baja dengan besar 3mm dan tebal 0.08mm. untuk memproduksi audio frekuensi yang lebih tinggi, memakan 90 meter tape per menit.
Lonjakan besar lain terjadi pada sekitar tahun 1950an, dimana merekam sudah multitrack. Bila sebelum-selumnya hanya mampu merekam 1 track. Pada tahun 1943, teknologi merekam 2 track sudah di adopsi untuk music klasik yang diproduksi di tahun 1950an. Tahun 1950, 2 track recording berkembang menjadi 4 track recording, dan tahun-tahun berikutnya pengembangan ini terus berlanjut. Multitrack recording ini memungkinkan beberapa sinyal dari beberapa microfon untuk direkam secara bersamaan, dan menghasilkan suara yang lebih stereo.
Yang akhirnya pada tahun 1980an, digital recording sudah mulai diperkenalkan dan analog tape recording disosialisasikan. Dengan pengembangan alat yang secara berkala terus dilakukan, dan menghasilkan alat-alat perekam analog yang masih bisa ditemui pada zaman ini. Bahkan, digital tape masih digunakan para profesional untuk situasi tertentu. Pita yang semakin kecil dengan suara stereo yang sudah baik, membuat para senimana musik sudah dapat melakukan rekaman dengan dukungan alat yang sudah makin ringkas.
Diakhir tahun 1990an, digital recording sudah mulai menjadi standar industri rekaman. Dan kini, di era milenium, semuanya semakin mudah, ringkas, canggih, dan praktis. Perangai pita rekaman yang tadinya besar bukan main sudah diringkas menjadi harddisk dan corong phonoautograph disulap menjadi speaker dengan teknologi kinetik yang canggih. Bagaimana perkembangannya 10 atau bahkan 100 tahun kedepana? Biar kecanggihan digital yang akan menjawabnya.